WAY KANAN - Bupati Waykanan Hi.Raden Adipati Surya, SH., MM., dengan didampingi Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Tri Handoko Seto meresmikan Penglukatan Manca Tirtha Pamunah Papa Pura Ulun Sui yang kini sudah selesai dibangun oleh masyarakat Umat Hindu di Kampung Karang agung’, Kecamatan Pakuan Ratu.
Acara peresmian dipusatkan di Balai adat Umat Hindu/Banjar dan berlangsung di lokasi Pura Ulun Sui Dusun 4 Karangsari Kampung Karang agung Kecamatan Pakuan ratu Kabupaten Waykanan, Selasa (30/11).
Menurut penggagas sekaligus produser Pangapti, Andre Nuaba, pembangunan Penglukatan tersebut merupakan hasil dari gotong royong publik yang digerakkan dirinya bersama MD Astrama, editor dalam produksi Pangpti, melalui media sosial.
“100 persen pembangunan Penglukatan Manca Tirtha Pamunah Papa Pura Ulun Sui ini merupakan hasil gotong royong masyarakat dari berbagai provinsi di Indonesia melalui platform sosial media, ” paparnya.
Andre nuaba menjelaskan tentang Nama Penglukatan tersebut, memiliki makna dan filosofi yang digali dari sejarah berdirinya Pura Ulun Sui di Karang Agung. Manca : lima, Tirtha : air suci, Pemunah : penghapus, Papa : dosa/kesalahan.
“Yang artinya lima sumber air suci yang diharapkan mampu menghapus dosa atau menuntun kita agar terhindar dari perbuatan adharma, ” jelasnya.
“Ketika lima sumber air suci ini bertemu menjadi satu, ia menjadi simbol kehidupan yang dimanfaatkan umat Hindu sekitar sebagai sumber pengairan pertiwi, salah satunya untuk pertanian, sesuai dengan fungsi Pura Ulun Sui, ” tutur Andre nuaba’ dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Waykanan Raden Adipati Surya juga banyak memberikan saran dan pelajaran serta wawasan untuk lebih maju dan terus membudidayakan hal-hal positif dan banyak bermanfaat baik dikalangan masyarakat maupun sekitarnya, Ia pun berharap, Penglukatan Manca Tirtha dapat menjadi salah satu destinasi wisata religi di Waykanan, khususnya untuk umat Hindu.
“Semoga seperti yang sudah dirangkum oleh penggagas sekaligus produser Andre nuaba, bisa menjadi salah satu contoh terbaik, ” pungkasnya.
Sementara Dirjen Bimas Hindu Kementerian agama RI, Tri Handoko Seto berharap Panglikatan yang baru diresmikan tersebut tidak hanya sebagai tempat beribadah bagi umat sekitar, namun juga bisa menjadi salah satu objek wisata religi khususnya bagi umat Hindu.
“Terlebih di Karang Agung juga ada tradisi ngurung merino dan nyimpen manik galih yang mungkin bisa jadi pengetahuan baru bagi umat Hindu di luar, ” ujar Tri Handoko Seto. (*)